Dalam beberapa tahun terakhir, kebangkitan kelompok paramiliter di Indonesia telah menjadi penyebab kekhawatiran di antara para politisi dan warga negara. Salah satu kelompok yang telah mendapatkan perhatian adalah Laskar89, kelompok main hakim sendiri yang telah membuat gelombang di lanskap politik negara itu.
Laskar89 didirikan pada tahun 2016 oleh seorang mantan perwira militer, Muhammad Rizieq Shihab, dengan tujuan mempromosikan dan mempertahankan nilai -nilai Islam di Indonesia. Kelompok ini mengambil namanya dari tahun 1989, yang merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia karena menandai awal dari akhir rezim otoriter Presiden Suharto.
Sejak awal, Laskar89 dengan cepat mendapatkan pengikut dan telah dikenal karena taktik agresif dan kepatuhan yang ketat terhadap prinsip -prinsip Islam. Kelompok ini telah terlibat dalam sejumlah insiden profil tinggi, termasuk serangan terhadap bar dan klub malam yang mereka yakini mempromosikan perilaku tidak bermoral. Mereka juga dituduh mengintimidasi dan melecehkan anggota kelompok minoritas, serta jurnalis dan aktivis yang berbicara menentang mereka.
Meskipun menghadapi kritik dari organisasi hak asasi manusia dan pemerintah, Laskar89 telah berhasil mempertahankan kehadiran yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Pendukung mereka melihat mereka sebagai juara nilai -nilai Islam dan pembela budaya tradisional Indonesia, sementara para pencela mereka memandang mereka sebagai kelompok berbahaya dan ekstremis yang mengancam prinsip -prinsip demokrasi negara itu.
Salah satu aspek yang paling memprihatinkan dari kenaikan Laskar89 adalah meningkatnya keterlibatan mereka dalam politik. Kelompok ini telah secara terbuka mendukung kandidat politik yang selaras dengan keyakinan mereka, dan bahkan telah dituduh menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mempengaruhi hasil pemilu. Ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Laskar89 berpotensi memiliki kekuatan yang signifikan dalam membentuk lanskap politik Indonesia di masa depan.
Menanggapi pengaruh kelompok paramiliter yang meningkat seperti Laskar89, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah -langkah untuk menindak aktivitas mereka. Pada 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani dekrit yang melarang organisasi massa yang mempromosikan kebencian atau kekerasan, yang dipandang sebagai tanggapan langsung terhadap kelompok -kelompok seperti Laskar89.
Namun, terlepas dari upaya ini, Laskar89 terus beroperasi dan memperluas jangkauan mereka di Indonesia. Kemampuan mereka untuk memobilisasi pendukung dan kesediaan mereka untuk menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka membuat mereka menjadi kekuatan yang tangguh dalam lanskap politik negara itu.
Ketika Indonesia terus bergulat dengan munculnya kelompok paramiliter seperti Laskar89, jelas bahwa pemerintah dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah mendasar yang memungkinkan kelompok -kelompok ini berkembang. Hanya dengan menangani akar penyebab ekstremisme dan mempromosikan toleransi dan inklusivitas yang dapat diharapkan oleh Indonesia untuk membangun masa depan yang lebih damai dan demokratis bagi semua warganya.